Zaman dahulu hiduplah seorang raja di Yunani yang memiliki tiga orang putri. Ketiga-tiganya memiliki paras rupawan, tetapi di antara ketiganya yang paling cantik bagai seorang dewi adalah yang bungsu, yang bernama Psykhe. Setiap Psykhe berjalan keluar dari istana, semua orang mengagumi kecantikannya dan bergumam, "Seolah-olah dewi Aphrodite sendiri yang turun ke dunia." Sedangkan yang lain menganggap Psykhe adalah dewi baru yang kecantikannya melebihi Aphrodite. Selama waktu-waktu tersebut, kuil yang dikeramatkan untuk Aphrodite, sang dewi cinta, mulai dilupakan orang. Semua orang memuja Psykhe dan memberikan berbagai macam hadiah untuknya sekaligus melupakan Aphrodite.
Merasa terhina dan dilecehkan, Aphrodite mengutus Eros, putranya yang bersayap, untuk menghukum dan mempermalukan Psykhe. Ia menyuruh Eros melukai Psykhe dengan anak panah yang akan membuat gadis itu menikah dengan orang yang paling buruk yang pernah ada di dunia. Eros langsung berangkat mematuhi perintah ibunya. Tanpa terlihat mata manusia, ia bersembunyi di balik pohon dekat istana Psykhe dan mulai membidik. Sesaat kemudian, gerbang istana terbuka dan muncullah Psykhe, begitu mempesona bagai kilau bintang di langit malam. Eros seperti tersihir, ia menurunkan busur dan anak panahnya dan memandang Psykhe dengan kagum. Baru kali ini Eros tidak mematuhi perintah ibunya.
Hari-hari dan bulan-bulan berlalu semenjak kejadian itu, kedua kakak perempuan Psykhe telah menikah dan tinggal bersama suami mereka. Tapi tak seorangpun yang datang untuk melamar putri raja yang cantik itu. Sang ayah yang kebingungan pergi bertanya kepada orakel. Menurut orakel, Psykhe harus menikah dengan makhluk yang bukan dari golongan manusia. Sang raja harus mengadakan upacara pemakaman, seolah-olah ada yang meninggal, dan meninggalkan putri tercintanya di bukit di belakang istana. Disana calon suaminya akan menjemput Psykhe seorang diri.
Setelah upacara selesai, Psykhe berjalan sendirian ke bukit di belakang istana sambil menangis meratapi nasibnya yang malang. Dan tiba-tiba sekumpulan awan tebal sudah membungkus tubuhnya dan membawanya pergi ke sebuah istana megah yang terbuat dari batu-batu besar yang atapnya terbuat dari gading dan emas.
Psykhe memasuki istana itu, di dalamnya begitu megah dan mewah, tapi ia tidak menjumpai seorangpun disana. Tiba-tiba terdengar suara, "Selamat datang di istanaku Psykhe, aku adalah suamimu. Jangan takut dan jangan khawatir, pelayanku yang tidak terlihat akan mengurus apa saja yang kamu perlukan selama berada disini. Tapi jangan pernah melihat mukaku. Aku akan datang ketika malam datang dan kita akan bercakap-cakap dalam gelap."
Psykhe mencari sumber suara tersebut, tapi ia tidak menemukan siapa-siapa. Walaupun begitu, ia tidak merasa takut, karena suara itu begitu lembut sehingga ia merasa nyaman dan aman. Akhirnya Psykhe tinggal di istana itu bersama suaminya yang sama sekali ia belum pernah lihat wajahnya. Saat siang, ia tinggal sendirian dan saat malam datang, suaminya akan menghampirinya dan bercakap-cakap sampai ia terlelap. Beberapa hari kemudian, kedua kakak Psykhe datang ke istana tersebut mengunjungi adik mereka. Malam sebelumnya, suami Psykhe sudah berpesan apabila kedua kakak Psykhe datang dan bertanya mengenai keberadaan suaminya, jangan ceritakan keadaan yang sesungguhnya.
Demikianlah, saat kedua kakak Psykhe masuk ke dalam istana dan terperanjat melihat interiornya yang sangat mewah, mereka langsung ingin melihat seperti apa suami adik mereka. Tetapi Psykhe yang patuh pada pesan suaminya hanya mengatakan ia masih muda dan saat ini sedang pergi berburu sehingga tidak bisa menemui mereka berdua.
Kakak-kakak Psykhe yang iri, berpikir pasti suami Psykhe orang yang kaya raya dan mulai membujuk Psykhe untuk memberitahu siapa suaminya. Psykhe yang didesak terus, akhirnya mengaku bahwa ia sama sekali belum pernah melihat wajah suaminya dan suaminya hanya menemuinya saat malam tiba.
Sebelum pulang, kedua saudari yang iri itu berpesan agar sebelum suaminya pulang, Psykhe menyiapkan lampu minyak dan sebilah pisau di bawah ranjang untuk mengetahui siapa sebenarnya suami Psykhe, apakah dia manusia atau makhluk setengah monster yang mengerikan. Psykhe menuruti petunjuk kedua kakaknya tersebut, karena dalam hati kecilnya ia juga merasa penasaran ingin melihat seperti apa wajah suaminya tersebut. Begitu malam datang, terdengar langkah suaminya memasuki kamar dan langsung tertidur karena kelelahan. Psykhe menunggu beberapa saat, dan setelah dirasa suaminya sudah tertidur pulas, ia menyalakan lampu minyak dan mendekatkannya ke sosok yang berbaring di samping dirinya. Psykhe tersentak. Dalam kegelapan malam, ia melihat bulu-bulu sayap keemasan dan ia melihat wajah dewa muda tampan yang tak seorangpun manusia di muka bumi ini pernah melihatnya. Dialah Eros, dewa Cinta.
Karena kaget, tanpa sengaja Psykhe menjatuhkan lampu minyak dan mengenai bahu Eros. Eros yang merasa kesakitan terbangun dan begitu melihat Psykhe menghunus pisau, tanpa berkata sepatah kata pun, ia mengepakkan sayapnya dan langsung terbang dalam kegelapan malam. Sia-sia Psykhe memanggil dan memohon Eros untuk tidak meninggalkannya. Yang tertinggal hanyalah malam yang membisu. Psykhe berlari keluar istana dan terus berlari dalam gelapnya malam.
Sementara itu, Eros yang terluka kembali ke kediaman Aphrodite dan menceritakan apa yang telah terjadi. Aphrodite sangat marah mendengarnya dan menghukum Eros untuk tetap tinggal, dan karena luka itu Eros menderita demam tinggi. Psykhe yang menyesal, terus mencari Eros dan bertanya kepada semua orang di penjuru negeri. Tapi semuanya menggeleng bahkan ada yang menganggapnya gila, karena memang tak seorangpun pernah melihat Eros walaupun anak panah cintanya pasti melukai setiap orang di muka bumi ini. Akhirnya salah satu pelayan Aphrodite yang jatuh iba, menemui Psykhe dan membawanya ke kediaman Aphrodite. Aphrodite marah besar dan menguji Psykhe dengan tugas yang tidak mungkin dilakukan agar Psykhe tidak pernah bisa bertemu dengan Eros lagi.
Aphrodite menitipkan sebuah kotak kepada Psykhe dan menyuruhnya menemui Persephone, ratu orang-orang mati di Dunia bawah tanah untuk meminta ramuan yang akan menyembuhkan Eros. Karena ingin melihat kesembuhan Eros, Psykhe langsung berangkat menemui Persephone. Ratu dan istri Hades itu begitu terharu melihat kegigihan Psykhe dan bersedia memberikan ramuan itu dengan satu syarat: jangan pernah membuka kotak itu selama perjalanan dan hanya Aphrodite yang harus membukanya.
Dalam perjalanan pulang, Psykhe yang diusik rasa ingin tahu, mengintip apa yang ada di balik kotak tersebut. Dan ternyata di dalam kotak itu selain obat juga tersimpan aroma tidur abadi yang barang siapapun manusia yang menghirupnya akan mati. Eros yang telah sembuh dari demamnya dan mengetahui Psykhe telah meninggal, memohon kepada Zeus untuk menghidupkannya kembali. Zeus mengabulkannya dan memberikan nektar untuk kehidupan yang abadi. Psykhe sekarang menjadi dewi dan hidup berbahagia bersama suaminya, Eros di istana para dewa, di Olympus.