Sabtu, 15 Januari 2011

Australia Dalam PDI dan PD II

Eksistensi Australia pada Perang Dunia I     
          Selama berlangsunnya Perang Dunia I, Australia berada di belakang Inggris. Angkatan perang Australia diperbantukan kepada angkatan perang Inggris. Selama Perang Dunia I, lebih dari 300.000 pasukan Australia diberangkatkan kedaerah Timur Tengah dan Eropa untuk membantu pasukan Inggris dan sekutu-sektunya melawan Jerman dan Turki.
         Pada tahun 1915, pemerintah Inggris memutuskan untuk menguasai Selat Dardanella dengan maksud agar dapat mengirim bantuan kepada Rusia yang sedang tertekan oleh Jerman dan Turki, sambil memukul Turki. Pasukan gabungan Australia dan New Zealand yaitu ANZAC (Australia and New Zealand Army Corps), bersama-sama dengan pasukan Inggris dan Perancis mendarat di Pantai Semenanjung Galliopoli. Setelah bertempur selama kurang lebih delapan bulan, pasukan ini gagal mencapai tujuannnya, dan bulan Januari 1916 ditarik ke Mesir untuk dilakukan lagi pengelompokan baru. Banyak yang dikirim ke Eropa, sementara yang lain ditugaskan mempertahankan Terusan Suez terhadap Turki.
          Pertempuran di Gallipoli menelan korban 146.000 orang, 27.000 orang meninggal, termasuk hampir 8.000 orang pasukan Australia dan 2.500 orang pasukan New Zealand. Dalam bulan Mei 1916, Australia Imperial Forces dan Angkatan Darat New Zealand dipindahkan ke Perancis. Selama bertugas disana, tidak kurang 23.000 anggota ANZAC gugur. Namun pasukan gabungan ini masih terus memperkuat pasukan Inggris sampai Perang Dunia I usai dalam bulan Nopember 1918.

Eksistensi Australia pada Perang Dunia II     
          Serangan Jerman terhadap Polandia pada tanggal 1 September 1939, menyulut api PD II. Dua hari kemudian, Inggris menyatakan perang dengan Jerman. Australia dengan Perdana Menteri Robert Menzies menyatakan dukungannya terhadap Inggris. Dalam waktu yang relatif singkat, hampir seluruh Eropa telah digilas oleh Jerman yang melancarkan perang kilat bersama Italia, sehingga Inggris harus berjuang mati-matian mempertahankan diri.
          Dua tahun setelah meletusnya Perang Dunia II, pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang menyerang dengan tiba-tiba pangkalan Amerika Serikat di Pearl Harbour. Perang Pasifik berkobar. Serangan Jepang inilah yang melibatkan Amerika Serikat secara langsung dalam kancah Perang Dunia II. Dalam beberapa minggu saja, Jepang berhasil menggilasmMalaysia, Filipina, dan Indonesia. Dan Jepang juga mendaratkan pasukannya di Irian, dan melakukan pemboman atas Darwin.
          Serangan Jepang ini merupakan ancaman langsung bagi Australia. Menyadari bahwa Inggris tidak mungkin member bantuan, pemerintah Australia meminta bantuan kepada Amerika Serikat. Dalam perang ini, secara langsung Australia mengalami, bahwa hanya dengan bantuan Angkatan Laut dan Angkatan Udara Amerika Serikat, Australia bisa terhindar dari serbuan Jepang.

Dampak yang ditimbulkan bagi Australia
          Selama PD I, Australia kehilangan pasukan kurang lebih 60.000 orang. Setelah PD I selesai, mulai timbul kesadaran dalam diri rakyat Australia bahwa Australia dapat dan berhak disejajarkan dengan negara-negara lain yang sudah lama berdiri. Pemerintah dan rakyat Australia menuntut pengakuan penuh sebagai Negara yang berdaulat penuh. Dalam perundingan-perundingan perdamaian di Versailles, Perdana Menteri Australia, William Hughes, mendesak agar Australia diakui memiliki hak yang sama dengan bangsa-bangsa merdeka lainnya. Tuntutan Hughes ini akhirnya diterima oleh Inggris, dan Australia bersama negara-negara dominion lainnya diijinkan mengirimkan wakilnya sendiri.
          Australia mendapat kepercayaan menerima sebagian bekas daerah jajahan Jerman di Pasifik sebagai daerah mandat, yaitu Irian Timurlaut dan Kepulauan Bismarck, serta bersama New Zealand dan Inggris menjadi wali atas Pulau Nauru.
          Dalam tahun 1931, Statue of Westmister secara resmi mengakhiri kekuasaan parlemen Inggris atas negara-negara dominion. Dengan demikian, Inggris tidak lagi mengawasi hubungan luar negeri Australia. Sejak itu, Australia merdeka penuh menandatangani perjanjian, menyatakan perang dan membuat perdamaian dengan negara lain, tanpa harus berkonsultasi dengan Inggris lebih dahulu. Namun hubungan Australia dengan Inggris masih tetap rapat. Australia masih tetap mengikuti politik Inggris dan masih mengandalkan kepada Inggris kepentingan luar negerinya.  Sampai tahun 1940 Australia belum mempunyai perwakilan di negara lain. Australia masih merasa yakin akan kemampuan Inggris dengan jumlah angkatan laut serta jaringan kerja pangkalannya mampu melindungi keamanan Australia.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              Setelah Perang Dunia I selesai, Australia sebagai suatu negara yang merdeka ikut aktif dalam perjanjian perdamaian Versailles dan perjanjian-perjanjian lain yang mengakhiri perang tersebut. Sebagai anggota Liga Bangsa-Bangsa, Australia diberi kepercayaan menerima tanggung jawab atas daerah-daerah mandat.
          Perang Dunia II merupakan peristiwa penting yang juga ikut berpengaruh terhadap politik luar negeri Australia. Pengalamannya dalam Perang Pasifik, menyadarkan Australia sebagai negara Pasifik mempunyai kepentingan yang berbeda dengan Inggris sebagai sebagai negara Eropa. Hubungannya dengan Amerika Serikat makin dekat, bahkan bergabung dengan Amerika Serikat dalam dua pakta pertahanan bersama, yaitu ANZUS dan SEATO.