Selasa, 29 Maret 2011

SEJARAH CINA KONTEMPORER ( Dari Nur Ha Ci sampai Deng Xiao Ping )

  1. Kebangkitan Bangsa Mancu
Nenek moyang dari suku Mancu[1] adalah suku Nur Chen yang juga disebut Dzircen atau Jurchen, daerah pemukimannya adalah di Cina Utara. Mereka pernah ditundukan oleh Dinasti Khitan abad ke-12, sebagian dari mereka melarikan diri dari Cina utara ke wilayah Mancuria ketika bangsa Mongol mulai dengan ekspansinya ke Cina (1230). Dari sudut etnologi mereka termasuk golongan suku Tungus2 yang menghuni beberapa tempat di Cina utara sejak sekitar abad ke-3 tarikh masehi. Ketika berimigrasi ke Mancuria yang begitu luas dan beriklim ke jaman itu, mereka tercerai berai menjadi 3 kelompok, yaitu :
1.      Kelompok yang menjadi penghuni daerah Mancu Tenggara, dilembah sungai Liao, sampai daerah sebelah timur sungai Yalu, disekitar daerah Mancuria-Korea.
2.      Kelompok yang menjadi penghuni lembah sungai Amur dan Usuri didaerah perbatasan Cina-Serbia. Kelompok ini sering disebut Jurched Liar, karena mereka termasuk agresif dan biadab, dalam arti tidak memiliki tulisan dan tidak menguasai pertanian, melainkan hanya berburu.
3.      Kelompok yang menghuni daerah perbatasan Mancuria-Mongolia. Kendati masih merupakan suku kelana mereka dapat menyerap budidaya ternak dari suku Mongol.
      Baru pada tahun 1409 kaisar Yung Lo dari Dinasti Ming mengirim ekspedisinya ke derah Mancuria Utara, dibawah pimpinan Isaha seorang kasim keturunan Jurched. Ternyata Ekspedisi itu tidak menghadapi banyak perlawanan. Oleh karena itu Kaisar Yung Lo memberi berbagai anugerah kepada apa yang disebut Suku jurched Liar, dan memerintahkan untuk membangun beberapa kuil Budha. Sejak itu suku Jurched liar mengakui kerajaan Cina senagai Negara pelindungnya (Zuserain) dan mereka menjadi Negara upeti (Tributary). Secara berkala  pimpina suku Jurched mengirim utusan ke Beijing untuk menyampaikan upeti kepada kaisar Dinasti Ming, berupa kulit binatang kuda dan gingseng. Sebagai imbalannya mereka menerima hasil bumi. Daerah militer dilembah Liao ini terutama amat strategis karena menjadi kubu pertahanan dari Mancuria dan Cina asli serta sebagai penjaga terhadap Korea. Panglimanya adalah Li Chang Liang, salah seorang kepala suku Jurched yang terkenal adalah Nur Ha Ci dia di beri marga Aisin Goro (yang berarti Marga Emas). Tahun 1593 Nur Ha Ci berhasil mengkoordinir para pedagang Mancu sehingga dapat memperlancar hubungan dagang antara suku-suku Mancu dan rakyat Cina. Karena kegiatannya itu, dia sendiri dapat memperoleh kekayaan yang berlimpah-limpah. Lambat laun Nur Ha Ci berhasil menundukan suku-suku diwilayah mancuria bukan hanya suku Mancu saja. Beberapa tahun kemudian para suku Mongol diwilayah Mancuria memberi gelar Kundulen Khan (Raja yang Mulia) kepada Nur Ha Ci. Selanjutnya Nur Ha Ci membangun sebuah ibukota yang dikelilingi tembok.
      Mula-mula Nur Ha Ci menghindari konfrontasi dengan Dinasti Ming dan memusatkan perhatiannya pada konsolidasi negaranya yang baru. Sampai tahun 1609 dia masih mengirimkan upeti kepada peking, tetapi pada tahun 1616 dia mengangkat diri sebagai kaisar dari Dinasti Chin kedua. Pada tahun 1618 dia menganeksasikan sebagian dari wilayah Cina sebagian dari daerah Liao-Tung yang terletaj diluar pagar Agung dan pada waktu itu menjadi bagian dari propinsi shatung. Penggantinya Abachai (1626-1643) meneruskan politik ekspansi ini. Dalam dua kampanye militer (1626 dan 1637) dia menjadikan Korea sebuah Negara yang membayar upeti kepadanya. Dalam sebuah kampanye niliter pada tahun 1634 dia menaklukan bangsa Mongol timur, yang kemudian akan menjadi suku yang setia. Nur Ha Cid an penggantinya membangun Negara mereka dengan Bantuan Penasehat Cina, yang sebagian berasal dari daerah yang telah diduduki. Bangsa Mongol dan Cina juga dimasukan kedalam sistem bendera dengan akhirnya terdapat 24 bendera. Pda tahun 1636 setelah bangsa mOngol telah menyerahkan Cap dari Dinasti Yuan kepada Abachai, dipilh sebuah Nama baru untuk dinasti, yaitu Dinasti Ching dan suku Jurched dirubah nama menjadi Manchu3
2.      Kaisar Shun Zhi dan Struktu Kekuasaannya
      30 oktober 1644 Fo Lin dinobatkan sebagai kaisar dengan gelar Shun Zhi karena pada saat itu Shun Zhi baru berusia 7 tahun maka Dorgan bertindak sebagai mangkubumi. Dibawah Dorganlah maka pasukan Panji panji berhasil membersihkan daratan Cina dari sisa-sisa kekuatan Dinasti Ming. Dalam puncak kekuasannya itu Dorgan hidup bermewah-mewahan dengan melampiaskan hawa nafsunya. Secara mendadak Dorgan jatuh sakit dan meninggal dunia (1650). Akan tetapi sementara itu Shun Zhi mencapai usia 14 tahun, sehingga dapat secara langsung memegang kendali kekuasaan Negara. Orang Cina diwajibkan memelihara rambut panjang yang harus dianyam menjadi kucir, sebagai tanda takluk pada Dinasti Qing. Hanya kebudayaan Cina yang diserap oleh kaum penguasa Manchu diwajibkan mempelajari bahasa Cina dan segala ilmu pengetahuan yang dimilki suku Cina. Sistem pemerintahan tradisional Cina pada umumnya juga diambil alih oleh Dinasti Qing. Bahkan sejak Nur  Ha Ci mulai berontak terhadap Dinasti Ming, para sarjana Cina yang ditangkapnya dimanfaatkannya keahliannya. Kaisar yang dianggap putra langit menduduki kepemimpinan dari pemerintahan dialah yang menerima dan mempertimbangkan semua laporan dari para mentri dan gubernur. Kekuasaan Kaisar adalah mutlak dialah yang berwenang menentukan “ segala sesuatu dibawah kolong langit”4
Kaum ningrat tersusun dalam tingkatan dan urutan sebagai berikut :
Kaisar, Ibu Suri, Permaisuri, Putra mahkota, Pangeran (Putra Kaisar), Bangsawan Tingkat I, Bangsawan Tingkat II, Bangsawan Tingkat III, Bangsawan Tingkat IV

3.      Sisa-Sisa Dari Kekuatan Dinasti Ming
      Waktu kaum pemberontak dibawah pimpinan Li Zi Cheng berhasil measuki ibukota Beijing (April 1644) dan kaisar terakhir dari Dinasti Ming, Chung Jeng bersama permaisuri bunuh diri dibelakang istana, maka para pangeran melarikan diri kearah selatan. Pangeran Fu sampai di Nanking, lalu menganggap dirinya sebagai pengganti Kaisar Chung Jeng. Akan tetapi hal ini tidak berlangsung lama, sebab tidak lama kemudian pasukan panji-panji telah mendatanginya dan menghancurkan kekuasaan secara tuntas. Pangeran Tang yang melariakan diri ke Fu Zhou pada tahun 1646 dinobatkan sebagai kaisar kerajaan ini pun hanya berlangsung selama 40 hari karena dibantai pula oleh pasukan panji-panji. Seorang pangeran Lagi yaitu pangeran Kuei cucu dari kaisar Wan Li (1573-1619) melangsungkan kelangsungan hidup Dinasti Ming diwilayah baratdaya pada tahun 1648. Baru 10 tahun mahkota Qing memutuskan untuk menugaskan Jendral Wu San Kuei untuk mengerahkan pasukannya guna menghancurkan kekuasaan pangeran Kuei, akan tetapi Pangeran Kuei sempat melarikan diri ke Burma.
      Disamping peristiwa-peristiwa politik yang terjadi didaratan Cina pada masa peralihan antara Dinasti Ming dan Dinasti Qing tersebut diatas, masih terdapat suatu pertiwa yang terutama berpangkalan didaerah kepulauan Cina bagian Tenggara. Pemegang peranan utama dari peristiwa termaksud adalah Zeng Cheng Gong (1624-1662) yang dikenal aliasnya dengan nama Guo xing Ye, karena nama aslinya itu menurut lafal Cina selatan berbunyi Kok Sing Yap maka dikenal dengan nama koxinga. Koxinga yang dibegitu benci oleh mahkota Qing dan ditakuti para laksamana laut eropa yang sedangt berjaya di Asia timur dan tenggara itu, terserang penyakit Malaria lalu meninggal dunia pada tanggal 23 juni 1662. Anak Koxinga yang bernama Zeng Jing yang menggantikannya sebagai penguasa Taiwan ternyata tidak memiliki kemampuan seperti ayahnya. Tidak lama setelah Zheng Jing memegang tampuk pimpinan Taiwan, terjadilah ketegangan dan pertentangan diantara jajaran tempurnya. Hal ini amat mengurangi daya juang dan daya tahan kekuasaan Taiwan. Namun demikian Kaisar Shun Zhi tidak dapat merebut Taiwan kedalam Dinasti Qing kembali. Baru 20 tahun setelah Xun Zi meningal dunia adalah Kaisar Kang Xi yang berhasil merebut Taiwan kembali (1683)5

4.      Awal Masa Kekuasaan Kaisar Kang Xi
      Kaisar Xun Zi meninggal dunia pada tanggal 2 februari 1661. Sebagaimana telah diketahui Dinasti Qing tidak menganut sistem primogenitur, yaitu bahwa anak sulung tidak slalu menjadi Putra Mahkota. Dalam hal ini Xun Zi digantikan oleh anaknya yang ke-3 yang bernama Xuan Ye, dia dinobatkan sebagai kaisar pada usia 8 tahun dengan gelar Kang Xi. Hanya saja saja Kag Xi masih dibawah umur, maka sebagaimana lazimnya dia diwakili oleh mangkubumi, yang kali ini berjumlah 4 orang yaitu Soni, Suksaha, Ebilun, dan Oboi 6. Diantara 4 orang tersebut Oboilah yang paling mabuk akan kekuasaan dialah yang mengatur segala kegiatan kaisar dan mengambil banyak tindakan kenegaraan atas nama kaisar secara berlebihan. Sejak semula Kang Xi sudah melihat betapa serakahnya Oboi menggunakan kekuasaan dan kekayaan Negara. Oleh karena itu setelah Kang Xi mencapai umur 16 tahun dan mulai memegang kendali kekuasaan Negara, maka tindakan pertama yang dilakukan adalah mengadakan penangkapan terhadap Oboi denang tuduhan berbagai kejahatan. Atuaran-aturan yang diberlakukan antara lain :
1.      Acara manerima laporan dimulai jam 05.00
2.      Pejabat daerah dan para utusan dari Negara upeti diterimanya sendiri
3.      Adanya acara pendidikan dan penelitian bagi Kaisar terhadap ilmu pengetahuan
4.      Penelitian khusus terhadap tanah dan hasil bumi dengan tujuan agar pajak tanah dapat diturunkan
      Selain  itu Kang Xi melangkah lebih lanjut yaitu untuk menguasai kembali pulau Taiwan. Pada tahun 1683 dia memanfaatkan Shi Liang Cheng Gong (karena dicurigai berbuat makar) untuk melampiskan dendamnya dengan menyerang Taiwan. Usaha Kang Xi ini ternyata berhasil seluruh pasukan Zeng Cheng Jing dapat dihancurkan, sehingga pulau Taiwan dapat dikembalikan kedalam daerah kekuasaan Dinasti Qing. Dengan demikian maka Kang Xi berhasil menguasai seluruh wilayah Cina7. Kaisar Kang Xi meninggal, lalu kekuasaannya diberikan kepada anaknya yaitu  Yung Cheng, yang terkenal dengan sikap keras dan curiga kepada siapapun.

5.      Kaisar Qian Long (1736-1796) dan Masalah-Masalah yang Di Hadapinya

A. Masa Kejayaan Pemerintahan  Kaisar Qian Long
      Pada tahun 1735 Kaisar Yong Cheng meninggal dunia pada usia 50 tahun. Pada tahun 1736 anaknya yang ke empat dinobatkan sebagai kaisar pada usia 16 tahun dengan gelar Qiang Long. Sebagai seseorang pengagum kakeknya, Kang Xi maka Qiang Long adalah seorang Kaisar yang tekun dan gesit, tanggap dalam menghadapi ancaman, serta menaruh perhatian terhadap ilmu-ilmu kemiliteran, kesusasteraan dan seni budaya, disamping masalah-masalah kenegaraan. Pada tahun 1747 dibangunlah ” Istana Musim Panas 8 “dan suatu perpustakaan yang dinamakan “ Perpustakaan Terpadu Penyimpan Azimat “, yang menyimpan 36.000 buah buku meliputi ilmu-ilmu sejarah, filsafat dan sastra. Sebaliknya Qiang Long adalah seseorang yang keras dan tegas. Kendati pada masa kekuasaan Qiang Long dicapai kemakmuran, namun terjadi pula berbagai pemberontakan suku-suku minoritas. Pada tahun 1750 Rakyat Tibet memberontak lagi hamper seluruh Cina dan Manchu dibantai habis. Qiang Long segera mengerahkan pasukannya yang tiba di Tibet pada tahun 1751 dan dapat menumpas pemberontakan dalam waktu singkat. Sejak itu diadakan pengawasan lebih ketat terhadap rakyat Tibet. Di Lhasa ditempatkan 2 orang wakil dari Mahkota Qing (Amban), yang menjadi pengawas politik terhadap Dalai Lama.

      B. Masa Keruntuhan Pemerintahan Kaisar Qian Long
      Kaisar Qian Long yang memegang kendali kekuasaan selama 60 tahun itu menghasilkan wilayah Negara yang luasnya dapat disamakan dengan wilayah-wilayah keuasaan Dinasti-dinasti besar masa lalu, seperti Dinasti Han (220-589) dan Dinasti Tang (618-907). Namun demikian dibalik kejayaan yang cemerlang itu terdapat noda-noda juga pada sejarah Kaisar Qian Long, salah satu diantaranya yang menyolok adalah “Peristiwa Ho Shen” ialah seorang pengawal pribadi dari Qian Long yang diangkat sebagai Menteri Muda Keuangan, pada saat Qian Long mencapai usia 65 tahun. Dalam kedudukannya yang begitu strategis itu, Hon Shen melakukan tindakan korupsi besar-besaran, sehingga kekayaannya mencapai satu setengah milyar dollar. Kemudian muncullah organisasi-organisasi yang bertujuan menggulingkan dinasti Qing, Karena rakyat tidak terima system pemerintahan yang mewajibakan pajak tambahan. Diasamping itu bayak permasalah dengan Negara-negara eropa. Pada tahun 1979 Kaisar Qiang Long turn tahta dalam usia 60 tahun itu berakhir justru pada saat ancaman terhadap kelangsungan hidup Negara muncul dipantai selatan.
6.      Babak Terakhir dari Dinasti Qing
      Salah seorang ipar dari kaisar Guang Xu yang bernama Zai Zhei seorang industrialis baja di Cina tengah dapat mengelabuhi para penguasa di Istana Kaisar sehingga dia memperoleh proyek pembangunan jalanan kereta api. Untuk mengukuhkan manipulasi ini kelurlah sabda mahkota 13 mei 1911, yang menyatakan bahwa Dinasti Qing akan menasionalisir jalanan kereta api di Cina, antara lain kereta api Canon-Han Kou dan Se Chuan-Han Kou. Kebijaksanaan tersebut menciptakan kesimpang siuran di berbagai propinsi yang terdapat banyak jaringan kereta api, seperti daerah Sungai Yang Ze, ialah karena kontrak-kontrak secara mendadak dibatalkan. Sebaliknya pemerintah Qing meminjam banyak uang dari suatu Consortium yang mewakili bank-bank Inggris, Jerman, Prancis, dan AS. Terjadilah ketegangan  yang dipertinggi dengan munculnya pemogokan pegawai negri dan buruh kereta api di Hu Han. Mereka menuduk pemerintah Qing menjual kepentingan masyarakat kepada kaum kapitalis asing. Situasi tersebut dimanfaatkan oleh kaum revolusioner dengan mengembangkan huru-hara dengan tuntutan agar kerajaan Qing dihapus untuk digantikan oleh Republik Nasional Cina. Pergolakan dan penuntutan terjadi dimana-mana, banyak wilayah-wilayah yang meberontak terhadap Dinasti Qing9. Akhirnya pada tanggal 12 Februari 1912 Kaisar Xuang Dong turun tahta karena sudah kehilangan mandatnya yang di anugerahi mandat dari langit dan digantiakan oleh Yuan Shi yang dipilih sebagai perdana menteri oleh dewan penasehat politik dan Yuan Shi diberi wewenang untuk menyusun suatu Pemerintahan Republik Sementara dan merundingkannya dengan angkatan bersenjata kaum revolusioner untuk menyusun pemerintahan Republik. Dengan demikian berahirlah Dinasti King yang berkuasa di Cina selama 268 tahun, dan dengan itupula berakhirlah bentuk kerajaan di Cina dan Republik Nasional Cina yang baru dilahirkan itu mulailah berjalan bertatih-tatih menjelang masa depan yang serba di naungi oleh peperangan dan pergolakan10.


[1]  Ada teori yang menyebutkan bahwa istilah mancu berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti “ anugerah ajaib “. Dari istilah MANCU itulah maka bangsa-bangsa Eropa menamakan daerah pemukiman suku mancu itu Mancuria. W.D. Sukisman. Sejarah Cina Kontemporer. Hal. 2
2  Suku Tungus termasuk Ras Tartar yang merupakan Ras Proto Turki.
3  Manchu atau Man-Chou (yang artinya belum jelas), yang sangat penting adalah promosi dari Konfusianisme sebagai Ideologi Negara, Mancius dan kitab Undang-undang Ming menjadi buku pertama yang diterjemahkan kedalam bahasa Mancu ( Pada zaman Abachai aksara Mongol sudah diadaptasikan untuk bahasa Manchu).
4 Maksudnya Kaisar yang dianggap sebagai putra langit yang menduduki kepemimpinan dan pemerintahan, dialah yang menerima dan mempertimbangkan semua laporan dari para menteri dan gubernur. Fu Cong Mou, Qing-Dai Jun-ji Qu Zhi-chang zhi yen jiu (Penelitian mengenai dan fungsi dari secretariat Negara pada masa Dinasti Qing. Taipei,1967
5 Meng Shen. Qing-dai Shi ( Sejarah Dinasti Qing). Taipei.1960
6  Ho Han Chi, Zhong guo Zian dai Ge ming Shi (Sejarah Revolusi kontemporer Cina). Gou deng Jiao yu  
    Zhu pan She, Bei Jing, Juni 1957.
7 Ibid. Hal. 23
8 Merupakan Istana atau tempat kediaman Kaisar bersama seluruh keluarganya.
  Ho Han Chi, Zhong guo Zian dai Ge ming Shi (Sejarah Revolusi kontemporer Cina). Gou deng Jiao yu     
  Zhu pan She, Bei Jing, Juni 1957.

9 Xiao Yi Shan, Qing dai Shi ( Sejarah Dinasti Qing ), Zhong  Jing. 1945
10  Ho Han Chi, Zhong guo Zian dai Ge ming Shi (Sejarah Revolusi kontemporer Cina). Gou deng Jiao yu     
  Zhu pan She, Bei Jing, Juni 1957.