Selasa, 29 Maret 2011

PERADABAN LEMBAH SUNGAI TIGRIS DAN EUFRAT (MESOPOTAMIA)


Menurut orang Yunani, daerah diantara dua aliran sungai Tigris dan Eufrat disebut Mesopotamia, yang menurut mereka berasal dari kata “mesos” (tengah) dan “potamos” (sungai). Karena terletak diantara dua aliran sungai itulah maka daerah Mesopotamia menjadi sangat subur akibat Lumpur yang mengendap setelah terjadinya banjir. Dengan daerah yang sangat subur dan terbuka, sementara daerah disekitarnya merupakan daerah gersang, maka Mesopotamia dalam masa sejarah kuno berulang kali diperebutkan oleh bangsa-bangsa disekitarnya secara silih berganti.
Wilayah Mesopotamia secara alami dapat dibagi menjadi  dua bagian yaitu, Mesopotamia atas dan Mesopotamia bawah atau Babilonia. Pada zaman dahulu Mesopotamia atas memiliki dua pusat peradaban utama, satu berada diwilayah Eufrat atas dan pusat yang lama terletak dimuara Zab (sungai Tigris atas). Mesopotamia bawah yang merupakan situs bangsa Sumeria dan Akkad kuno, secara alami juga terbagi menjadi bagian utara dan selatan. Bagian utara terpusat disekitar Babillon, sedang bagian selatan terpusat di kota-kota Sumria lama seperti Lama, Esidu, dan Ur. Tanah bagian selatan ini keadaannya berawa-rawa. Bangsa ini hidup pada 4000 SM dan dapat bertahan dengan melakukan drainase dan instalasi irigasi.
Daerah-daerah disekitar Mesopotamia didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk rumpun bangsa semit, mereka hidup dari berternak dan berdagang, namun setelah mendapatkan tanah-tanah yang subur, mereka mulai hidup dari hasil pertanian. Daerah ini memili potensi yang amat besar dalam dunia perdagangan. Kira-kira tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria. Orang-orang Mesopotamia lebih banyak bertempat tinggal di kota-kota besar.

IMPERIUM SUMERIA
a.       Masa Awal
Bangsa Sumeria yang menempati daerah Mesopotamia sejak awal telah berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang telah tersusun baik, perekonomiannya maju dan mempunyai sifat-sifat keadilan sosial. Pudat pemerintahannya terletak di kota Lagash dan selanjutnya dikota Uruk (Ur) pada pertengahan pertama tahun 3000 SM.
Pembentukan kebudayaan ini terjadi terjadipada masa Proliterate (3200-2850). Pada masa ini dibuktikan dengan munculnya negara kota yang sudah terorganisasi. Hal ini terlihat dari kompleksnya pengerjaan irigasi, yang dilengkapi dengan system kanalnya. Ziggurat, menara-menara yang mendominasi komplek kuil-kuil sumeria juga telah dibangun.
b.    Sistem Sosial Masyarakat dan Pemerintahan
Sebagai suatu imperium / kerajaan, bangsa sumeria memiliki struktur masyarakat dan pemerintahan yang tertata, susunan masyarakat itu terdiri dari:
Ø  Raja dan keluarganya
Ø  Bangsawan dan pendeta
Ø  Saudagar dan pedagang
Ø  Petani
Ø  Para budak
kekuasaan tertinggi dipegang oleh seorang pendeta raja yang disebut patesi. Adapun patesi terkenal yang pernah memerintah kerajaan sumeria diantaranya: patesi A.annida, patesi Urukagina, patesi Urnia, dan patesi Lunggalzaggisi.
c.    Sistem Kepercayaan
Bangsa sumeria dalam perkembangannya menganut system kepercayan polytheisme yakni menyembah banyak dewa. Adapun dewa-dewa yang mereka sembah antara lain: Dewa Uruk (langit), Eridu (dea air), Nippur (dewa bumi), Shamash (dewa matahari), dan Dewa Shin (bulan). Nippur sebagai dewa bumi dipandang sebagai dewa yang tertinggi, oleh karena itu kota Nippur ditetapkan sebagai kota pusat keagamaan bagi bangsa sumeria.
d.    Hasil Budaya
Bangsa sumeria memiliki kebudayaan yang cukup tinggi, sebagai contoh adanya tulisa paku, yang ditulis diatas lempengan tanah liat yang dikeringkan. Tulisan paku merupakan dasar dari tulisan latin yang sekarang ada. Sedangkan dalam bidang seni bangunan, ditemukan adanya rumah-rumah yang dibuat dari batu bata. Kuil biasanya dibangun dipusat kota yang posisi tanahnya tinggi dan terdapat menara yang disebut Ziggurat. Dalam bidang ilmu pengetahuan, bangsa sumeria mengenal ilmu matematika sederhana dan perhitungan waktu. Selain itu juga dihasilkan kerajinan dari logam berapa perhiasan, cermin, alat pertanian, tembikar, dll.
e.    Masa Akhir / Runtuhnya Imperium Sumeria
Selama kurang lebih 500 tahun bangsa sumeria mengalami beberapa tragedi perebutan kekuasaan, akhirnya bangsa itu lemah dalam hal persatuan. Dalam kelemahan itu datanglah serangan dari bangsa Akkadia, dipimpin oleh Raja Sargon dan berhasil menaklukan sumeria pada tahun kurang lebih 2500 SM.



IMPERIUM AKKADIA
a.    Masa Awal
Bangsa Akkadia termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang pasir. Mereka bergerak dari daerah sebelah utara Mesopotamia. Dibawah pimpinan Sargon, pasukan Akkadia semakin bertambah kuat dan melakukan serangan serta berhasil menduduki daerah Mesopotamia dengan mengalahkan kerajaan Sumeria. Dengan kemenangan itu, bangsa Akkadia tidak lagi menjadi bangsa pengembara. Bangsa Akkadia kemudian hidup menetap di Mesopotamia (2330 SM).
b.    Bentuk Kebudayaan
Secara garis besar, bangsa Akkadia merupakan bangsa pengembara yang secara struktur budayanya tertinggal dibandingkan bangsa sumeria. Oleh sebab itu, ketika bangsa Akkadia berhasil menaklukan sumeria, mereka mengadopsi budaya yang dimiliki oleh bangsa sumeria, bahkan mereka berintegrasi dengan bangsa sumeria selama kurang lebih 400 tahun hingga bangsa Amorit merebut wilayah Mesopotamia.
c.    Masa Akhir
Selama kurang lebih 400 tahun berkuasa di Mesopotamia, akhirnya Imperium Akkadia berhasil ditaklukkan oleh bangsa Amorit (dari Syiria sekarang), yang bergerak masuk ke wilayah Mesopotamia melalui arah barat daya kemudian menyeberangi sungai Eufrat dan melakukan penyerangan.

 IMPERIUM BABILONIA LAMA
a. Masa Awal
Pendiri imperium Babilonia lama adalah bangsa Amorit yang berasal dari wilayah Syiria. Mereka berusaha untuk menguasai wilayah Mesopotamia yang subur. Mereka berhasil menginvasi kerajaan yang berkuasa. Pada saat itu, yakni kerajaan Akkadia, bahkan kekuasaannya melampaui wilayah Mesopotamia (kurang lebih 1800 SM).
b.    Masa Kejayaan
Kerajaan Babilonia mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Hammurabbi. Dia memerintah antara 1792 sampai dengan 1750 SM. Babilonia dijadikannya sebagai pusat budaya, pemerintahan dan keagamaan. Sebagi raja yang besar, dia melakukan beberapa ekspansi militer untuk menaklukan kota-kota disekitarnya seperti Uruk dan Isin pada 1787 dan berhasil menguasai Rapium dan Malgium pada 1787 SM. Kurang lebih 20 tahun kemudian, Hammurrabbi membuat kuil-kuil dan kanal. Sembilan tahun kemudian (1763 M) dia menguasai larsa, dua tahun kemudian dia menaklukan kota kota mari dan menghancurkannya, kemudian pada tahun 1755 SM ia berhasil menaklukan Eshnunna.
Sejak awal pemerintahannya, Hammurrabbi telah memeperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan pada nilai-nilai tradisional. Hukum tersebut lebih dikenal sebagai hukum Hammurrabbi yang ditulis pada prasasti batu yang tingginya kurang lebih 2,5 meter dan ditempatkan ditengah-tengah ibu kota Babilonia. Hukum tersebut merupakan hokum tertulis pertama di dunia. Dalam hukum itu tertulis tentang peraturan-peraturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu terdiri dari 300 pokok UU. Pada setiap bagian tercantum jenis-jenis pelanggaran dan hukumannya. Hukum tersebut dijalankan dengan tegas dan keras sehingga tercipta suatu keadaan yang aman.
Hukum Hammurabi menggambarkan tentang struktur ideal masyarakat Babilonia Lama. Diatas adalah raja, yang merupakan penguasa segala sesuatu dikerajaannya. Kemudian dibawahnya terdapat tiga kelas sosial, awilum (bangsawan), mushkenum (rakyat biasa), dan wardum (budak). Kesemuanya memiliki tingkatan hukum yang berbeda menurut tingkat masyarakat yang ada.
c. Masa Kemunduran kerajaan Babilonia Lama
Sepeninggal raja Hammurrabbi, kerajaan Babilonia lama mengalami kemunduran, hukum Hammurrabbi tidak berlaku lagi. Selain itu, serangan yang datang dari bangsa Hittite telah memperlemah keadaan (1600 SM). Serangan itu terjadi pada masa pemerintahan Samsu Iluna (putra Hammurrabi) pada 1595 SM, raja Mursilis memimpin penyerangan terhadap kerajaan Babilonia lama dan menguasainya serta membuat keadaan dalam abad gelap selama 150 tahun.

IMPERIUM ASSYIRIA
Bangsa Assyiria yang tinggal di hulu sungai Eufrat dan Tigris berusaha untuk menguasai daerah Mesopotamia. Selama beberapa tahun bangsa Assyria berusaha melawan bangsa Akkadia dan Sumeria. Bangsa Assyria sebagai bangsa yang kuat dapat mengatasi dan memenangkan peperangan dengan bangsa-bangsa tersebut. Oleh karena itu, bangsa Assyria berhasil menguasai daerah Mesopotamia. Setelah berhasil menguasai daerah Mesopotamia, bangsa Assyria ingin menguasai laut untuk melindungi perdagangan. Upaya bangsa Assyria untuk menguasai laut itu baru berhasil sekitar tahun 756-776 SM. Raja-raja yang pernah brkuasa di kerajaan Assyria antara lain:
  • Raja Sargon II, yang berhasil menaklukan kerajaan Sumeria.
  • Raja Sennachorib (anak raja Sargon II), yang berhasil meluaskan wilayahnya dengan menaklukan pantai barat asia kecil sampai batas negara mesir.
  • Raja Assurbanipal (cucu raja Sennacherib) yang berhasil membuat suatu perpustakaan di ibu kota Niniveh. Perpustakaan tersebut menyimpan 22000 buah buku yang berasal dari kerajaan Sumeria dan Babilonia. Buku dalam bentuk lempengan tanah liat bertuliskan huruf paku masih dapat dibaca hingga sekarang.
Lambat laun kerajaan Assyria lemah dan kelemahannya itu diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang didaerah Mesopotamia selatan. Bangsa ini menyerang kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, ibu kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya kerajaan Assyria.

BABILONIA BARU
Bersamaan dengan hancurnya Assyria, Babilonia yang pernah muncul datang kembali menjadi kekuatan yang mendominasi Mesopotamia. Babilonia baru ini dipimpin hampir satu abad oleh orang-orang Chaldean, bangsa Semit yang berasal dari Gurun Pasir Syria.Setelah kekuasaan Assyria mengalami kehancuran dengan matinya raja Asshurbanipal pada tahun 626 SM, bangsa Babylonia bangkit kembali di bawah kekuasaan dinasti Chaldean atau dinasti Babylonia baru (625-538 SM). Kekuasaan kerajaan terbesar Babilonia yang pernah jaya dihidupkan kembali oleh Nebuchadrezzar, raja Chaldean, yang memerintah pada 604-562 SM.
Pendiri dinasti ini adalah Nabopolassar.Pada masanya, daerah sampai perbatasan Mesir dapat ditaklukkan, mengalahkan Raja Yahudi, Hebrew, dan secara bengis menaklukkan kota Yerusalem pada tahun 586 SM.
Bangsa Babylonia menyembah banyak Tuhan, yakni dewa-dewa alam. Marduk merupakan dewa mereka yang terbesar, sedangkan Isthar diyakini sebagai dewa kasih sayang.
Sejarah peradaban dunia mencatat, bahwa bangsa Babylonia sangat besar peranannya. Bangsa ini melahirkan banyak pakar dan tenaga ahli dalam bidang pertanian. Mereka menggali sejumlah sungai unruk keperluan pengairan pertanian di musim kemarau.
Dalam bidang industri dan perdagangan, bangsa ini telah mencapai kemajuan.Para pedagang ini menciptakan sistem timbangan dan takaran. Lebih kurang selama dua ribu tahun, negeri Babylonia menjadi pusat perdagangan dan perniagaan wilayah lembah sungai Tigris-Eufrat