pendekatan untuk memperoleh kebenaran dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan ilmiah dan non ilmiah.
- pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya cara-cara atau langkah kerja tertentu agar dapat dicapai pengetahuan yang benar melalui penelitian ilmiah
- pendekatan non-ilmiah, tidak dilakukan melalui langkah-langkah yang cermat. pendekatan ini banyak terjadi di masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan yang umum muncul disana. macam-macam pendekatan non-ilmiah
- akal sehat (common sense), digagas oleh Conant dan dikembangkan oleh Kelinger. yang dimaksud adalah serangkaian konsep dan bagan konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi manusia. contohnya: pada abad ke-19 hukuman merupakan alat utama dalam pendidikan untuk memotivasi siswa, pada perkembangannya tindakan ini dibantah oleh para peneliti. reward dirasa lebih meningkatkan motivasi dibandingkan hukuman.
- prasangka, yaitu pencapaian pengetahuan secara akal sehat oleh pihak yang berkepentingan, mudahnya timbul prasangka akan mempersempit pengamatan, mengkambing hitamkan orang lain, menyokong suatu pendapat dan dengan akal sehat cenderung ke arah pembuatan generalisasi yang terlalu luas yang kemudian menimbulkan prasangaka.
- pendekatan deskriptif, diperoleh dengan cepayt melalui proses yang tidak disadari dan dipikirkan terlebih dahulu. tidak melalui langkah-langkah sistematis dan terkendali. akibatnya sulit dipercaya karean menggunakan metode apriori.
- penemuan kebetulan dan coba-coba, diperoleh tanpa rencana, tidak pasti dan tidak melalui langkah-langkah sistematis dan terkendali. misalnya saja percobaan pertama diikuti dengan serangkaian percobaan selanjutnya tanpa kesadaran akan pemecahan tertentu namun pemecahan terjadi secara kebetulan (trial and eror)
- pendapat otoritas ilmiah, otoritas ilmiah adalah orang yang telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau pengalaman kerja ilmiah dalam bidang tertentu. pendapat mereka sering diterima tanpa diuji walaupun tidak selamanya benar karena dasar pemikirannya logis, bukan penelitian.
- menyandra/ memeriksa/ mendeskripsikan/ menggambarkan secara jelas dan cermat mengenai hal-hal yang dipermasalahkan.
- menerangkan/ eksplorasi kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya suatu peristiwa.
- menyusun teori, mencari dan merumuskan hukum-hukum mengenai hubungan antar kondisi satu dengan yang lain atau hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain.
- membuat prediksi/ ramalan/ estimasi/ proyeksi mengenai peristiwa yang akan terjadi atau gejala yang akan muncul.
- mengendalikan dan melakukan tindakan pengendalian guna mengendalikan suatu peristiwa atau gejala.